Mengenal Candi | Candi Singosari di Malang

Candi Singosari, Malang, Jawa Timur


Candi singasari merupakan candi dengan corak Hindhu-Budha yang terletak di desa Candirenggo, kecamatan singosari, kabupaten Malang, provinsi Jawa timur, Indonesia. Tepatnya terletak kurang lebih 9 km dari kota Malang menuju surabaya. Lokasi candi yang berada di dataran tinggi menjadikan udara di kawasan ini sejuk dan dingin. Oleh karenanya tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi saat anda berlibur ke malang.
Lokasi: Candirenggo, Malang, Jawa timur
Luas bangunan: 14m x 14m
Tinggi: 17m
Dibangun: 1268 sampai 1992
Harga Tiket Masuk Candi Singosari Kab Malang
Umumnya, harga tiket untuk masuk tempat wisata berbeda antara hari libur, minggu atau hari biasa. Berikut kami sertakan daftar harga tiket masuk ke area Kab Malang. Harga bisa berubah sewaktu-waktu.
Saat weekday, harga tiket masuk Candi Singosari adalah Rp5,000.00. Sementara saat weekend, harga tiket masuk Candi Singosari adalah Rp5,000.00. Ada baiknya konfirmasi harga lewat call center di bawah. Harga weekday umumnya berarti hari Senin-Jumat, sementara weekend Sabtu dan Minggu.
Jam Buka dan Tutup Candi Singosari Kab Malang
Tiap-tiap tempat wisata punya jam buka dan tutup berbeda. Begitu juga dengan destinasi yang ada di Kab Malang. Berikut kami sertakan tabel mengenai jam buka dan jam tutup untuk Candi Singosari.Candi Singosari buka jam 07.00 dan tutup jam 17.00. Jam ini sesuai dengan zona waktu setempat yakni waktu Asia/Jakarta.
Sejarah candi singasari
          Candi singasari adalah sebuah candi bersejarah peninggalan kerajaan singasari. Keberadaan kerajaan singasari dibuktikan banyak candi yang ditemukan di jawa dan melalui kitab sastra peninggalan zaman majapahit yang berjudul kitab negarakertagama karangan mpu prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja memerintah kerajaan singasari. Dari segi aristekturnya, candi ini memiliki keunikan seolah-olah memiliki dua tingkat bangunan, hiasan luar candi yang seharusnya rata. Hal ini diestimasikan belum adanya penyelesaian saat pembuatan yang kemudian langsung ditinggalkan.
            Candi ini merupakan candi suci (catya)  yang di tempatkan sebagai pusat pendharmaan Kertanagara, yang merupakan raja terakhir dari kerajaan singasari ( 1268-1292M).  Kertanegara adalah merupakan seorang raja yang menetapkan politik persatuan nusantara yang kemudian di teruskan oleh Gajah Mada.  Candi singasari adalah candi yang di bangun pada masa kerajaan Majapahit saat masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi.
        Candi singosari di temukan pada awala abad ke 18 tahun 1803 dalam keadaan berupa masih tumpukan batu dan dalam keadaan sebagian bangunan fisik candi rusak. Pada walnya pihak belanda memberi nama candi ini sebagai candi merana karna bentuknya menyerupai menara, yang kemudian di pugar pertama kali oleh Dinas Purbakala Hindia-Belanda pada Tahun 1934-1937 (Perpustakaan Nasional RI, 2018)
       Candi singasari di bangun dalam rangka mengenang kejayaan dari raja Kartanagara. Raja kartanagara memiliki kepercayaan BhudaTantrayana, Namun dari temuan arca-arca sekitar kompleks candi. Menunjukkan adanya agama siwa dengan ciri-ciri Tantris yang kuat. Apabila di lihat dari struktur bangunan candi an pula di dukung oleh penggalan dari prasasti Gajah Mada yang menyebut kalimat ”sang paduka yang sudah bersatu dengan siwa budha” dapat di simpulkan bahwa candi singasari adalah candi yang menganut agama Siwa Budha (Sedyawati, 2013:298-300; Muljana, 1983).
Candi singasari terbagi 4 bagian:
1.      batur candi atau teras candi
2.      kaki candi dari teras sampai muka bawah candi
3.      badan candi dari muka bawah sampai muka atas
4.      puncak candi

Candi singasari berjumlah 6 ruang:
1.      ruang pertama yang dinamakan garba graha tempat acara keagamaan yaitu agama hindu dan budha tantrayana dan tempat pendharmaan  raja kertanegara.
2.      ruang sebelah kanan ruang pertama tempat arca mahakala.
3.      ruang yang menghadap ke utara tempat arca dewi durga mahesa suramardini
4.      ruang menghadap ke timur tempat arca ganesa
5.      ruang menghadap ke selatan masih ada arca bernama siwa mahaguru/ resi agastia
6.      ruang sebelah kiri ruang pertama tempat arca nandhis suara candi

Bagian-bagian Candi
Pintu masuk candi menuju ruangan di tengah tubuh candi menghadap ke selatan terletak pada sisi depan bilik penampil (bilik kecil yang menjorok ke depan). Pintu masuk ini terlihat sederhan tanpa bingkai berhiaskan pahatan.  Di atas ambang pintu terdapat pahatan di kepala Kala pintu terdapat pahatan yang juga sangat sederhana. Adanya beberapa pahatan dan relief yang sangat sederhana yang menimbulkan dugaan bahwa bangunan candi Singosari belum sepenuhnya terselesaikan.
Banyak arca-arca candi Singosari dan diangkut ke Belanda pada tahun 1819 dan ditempatkan di museum Laiden. Di ruang selatan ditempati arca Nandicwara yang merupakan dewa penjelmaan dari dewa Siwa. Ciri – ciri dari Nandicwara membawa trisula milik dewa Siwa. Mahakala dan Nandicwara melakukan pekerjaan sebagai pintu masuk dewa Siwa. Ini adalah bukti bahwa candi Singosari memiliki percampuran Hindu-Budha atau Singkritisme karena masyarakat kerajaan Singosari sebelum runutuh ada yang menganut hindu ada juga yang menganut budha.

Ini adalah bagian-bagian candi yang sudah tidak utuh dan tidak bisa diletakkan di badan candi inti. Di luar halaman candi Singosari, arca-arca tersebut sudah dalam keadaan rusak dan beberapa bellum selesai dibuat diantaranya, arca Siw dalam berbagai posisi dan ukuran, Durga dan Lembu Nandini.
Di kiri dan di kanan bilik pintu, agak kebelakang terdapat relung tempat arca. Ambang relung juga tanpa bingkai dan hiasan kepala Kala. Ditengah ruangan utama terdapat Yoni yang sudah rusak bagian atasnya. Pada kaki Yoni juga tidak terdapat pahatan apapun.
Candi Singosari pernah di perbarui oleh pemerintah Belanda pada tahun 1937, terbukti dari tulisan RESTORATIE O.D 1937. Yang terletak  pada bagian pojok candi atau kaki candi. Direstorasi maksudnya adalah digantinya batu0batu candi atau bagian-bagian yang sudah rusak dan reliefnya sudah tidak tebaca lagi. Hal ini bertujuan agar candi dapat terawat dan agar masih terjaga keuutuhannya.

Disusun oleh:
Mahasiswa Iain Jember  prodi Sejarah Peradaban Islam fakultas Ushuluddin Adab Dan Humaniora

Cicik kustiana                         (U20184042)                           Riski faradila               (U20184053)
Iin sayyi mawarti                    (U20184033)                           Sinta ishahus sa’adah  (U20184015)
Fiki fardinanto                        (U20184039)                           Evi zumroti                 (U20184014)
Pradita juliowati                     (U20184051)                           Intan syarifah labalean (U20184058)
Siti muawanah                        (U20184042)                           Hafidz firmansyah      (U20184020)

 (13 April 2019)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Candi | Candi Kidal di Malang