Mengenal Candi | Candi Jawi di Pasuruan
Candi Jawi Pasuruan Jawa Timur
Candi Jawi
Bangsa
Indonesia adalah salah satu bangsa yang mempunyai kelebihan dan ciri khas yang
sangat luar biasa dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang berada di Asia
Tenggara maupun Dunia. Indonesia dikenal dengan Negara maritim dan Negara
agraris, yang mana disetiap kaki melangkah akan tumbuh tanaman-tanaan yang
dapat mencukupin kebutuhan sehari-hari masyarakat bangsa ini. Selain itu,
indonesia juga dikenal dengan negri seribu candi yang mana disetiap daerah
pernah dikuasai oleh raja-raja terdahulu.
Salah satunya adalah candi jawi yang berada di Provinsi Jawa
Timur,lebih tepatnya berada di kaki
Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan,
sekitar 31 km dari kota Pasuruan. Candi Jawi terletak di pertengahan jalan raya
antara Kecamatan Pandaan, Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Letak Candi Jawi
berada di ketinggian sekitar 290 meter di atas permukaan laut yang mana
menjadikan lokasi ini memiliki udara dan suasana yang amat sejuk. Gunung
Pawitra atau yang lebih dikenal dengan Gunung Penanggungan ini menjadi latar
belakang di bagian sebelah barat laut candi jawi, sedangkan di sebelah selatan
candi dapat melihat keindahan kota wisata Tretes.
Candi Jawi adalah salah satu cndi peningglan kerjn budha
dan peninggalan kerajaan singosari. Candi Jawi menempati lahan yang cukup
luas, sekitar 40 x 60 meter persegi, yang dikelilingi oleh pagar bata setinggi
2 meter. Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang saat ini dihiasi oleh bunga
teratai. Antara pelataran belakang candi yang cukup luas dan tertata rapi
dengan perkampungan penduduk dibatasi oleh sebuah sungai kecil.
Dalam kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca, candi ini disebut
Jawajawa atau Jajawi. Dari Jajawi, nama tersebut kemudian berubah menjadi Jawi.
Dalam kitab Negarakertagama pupuh 56 disebutkan bahwa Candi Jawi didirikan atas
perintah raja terakhir Kerajaan Singasari, yaitu Kertanegara. Candi Jawi
dibangun pada abad ke-13 dan merupakan peninggalan sejarah
Kerajaan Singasari. Didirikannya Candi Jawi bertujuan untuk
dijadikan tempat beribadah bagi umat beragama Syiwa-Budha. Raja
Kertanegara adalah seorang penganut ajaran Syiwa-Budha.
Selain sebagai tempat ibadah, Candi Jawi juga merupakan tempat
penyimpanan abu jenazah Kertanegara dan sebagian dari abu tersebut juga
disimpan pada Candi Singasari. Hal ini cukup mengherankan, karena letak Candi
Jawi cukup jauh dari pusat Kerajaan Singasari. Diduga hal itu disebabkan karena
rakyat di daerah ini sangat setia kepada raja dan banyak yang menganut ajaran
Syiwa-Budha. Sekalipun Kertanegara dikenal sebagai raja yang masyur, ia juga
memiliki banyak musuh di dalam negeri. Kidung Panji Wijayakrama, misalnya,
menyebutkan terjadinya pemberontakan Kelana Bayangkara. Selain itu,
Negarakertagama mencatat adanya pemberontakan Cayaraja.
Ada dugaan bahwa kawasan Candi Jawi dijadikan basis oleh pendukung
Kertanegara. Dugaan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa saat Raden Wijaya
yang merupakan menantu Raja Kertanegara, melarikan diri setelah Kertanegara
dijatuhkan oleh Raja Jayakatwang dari Gelang-Gelang (salah satu daerah di
Kediri), ia sempat bersembunyi di daerah ini, sebelum akhirnya mengungsi ke
Madura dan pada kitab Negarakertagama disenyebutkan bahwa pada tahun 1253 Saka (candrasengkala: Api Memanah Hari) Candi Jawi
disambar petir. Dalam kejadian itu arca Maha Aksobaya menghilang. Hilangnya
arca tersebut sempat membuat sedih Raja Hayam Wuruk ketika baginda mengunjungi
Candi Jawi.
Oleh
Kelompok 5 :
1. Murya Ali Absah (U20184038)
2. Ifan Maulana Ishak (U20184036)
3. Niswatun Nurol K. (U20184044)
4. Febyana Safitri (U20184032)
5. Qomariatul
Usnia (U20184055)
6. Fitriyah Dewi R. (U20184025)
7. Anggita Rahmah Hidayah (U20184050)
8. Nurul Qomariyah (U20184061)
9. Maulidiyah Wahyudi (U20184059)
Komentar
Posting Komentar