Mengenal Candi | Candi Badut di Malang
Bangunan candi badut
Candi badut merupakan salah satu candi
yang tertua di daerah jawa timur,umur candi ini di perkirakan berumur 1400
tahun ,candi yang terletak di daerah tidar,di bagian barat kota malang ini di
yakini sebagai peninggalan dari kerajaan kanjuruhan candi ini di buat untuk
menghormati resi agastya atas perintah dari raja gajayana dalam prasasti dinoyo
(tahun 682 caka atau 720 m).
Candi ini di temukan oleh seorang kontrolir
bangsa belanda pada tahun 1921, dan mulai di pugar pada tahun 1925-1927 di
bawah pengawasan jawatan purbakala hindia belanda, ditemukan dalam keadaan
seperti runtuh hanya bagian kaki yang masih dapat dilihat susunanya dan saat
ini banyak batu pengganti yang di tambahkan ke dalam candi agar tidak runtuh
semuanya tanpa mengubah susunan candi.
Nama lain candi ini ialah candi liswa konon
nama badhut diambil dari kebiasaan sang liswa yakni raja gajayana yang suka me
lucu (bahasa jawa; mbadhut) ,candi ini berbeda dengan candi di daerah jawa
timur pada umumnya di karenakan pahatan kalamakara di pintu candi tersebut
tidak berahan bawah sementara candi lainnya memiliki rahang bawah juga bentuk
dari candi ini mirip dengan candi dieang di daerah jawa tengah,candi ini
berfungsi sebagai candi pemujaan umat hindu dan hingg sampai saat ini belum di temukan arca dari
agastya sendiri yang tersisa hanya arca durga mahisasuramardini di sisi utara
candi yang seharus juga terdapat arca shiwa guru di sisi selatan dan arca
ganesha di sisi timur.
Di dalam ruangan yang ada dalam candi terdapat
lingga dan yoni yang merupakan lambang kesuburan juga mengartikan bahwa ini
ialah tempat pemujaan untuk dewa shiwa dan parwati,di dalam ruangan itu sendiri
terdapat relung relung kecil yang semula berisi arca,dan di luar dinding
terdapat relief burung berkepala manusia dan peniup seruling dan seharusnya
terdapat arca nandhiswara dan mahakala (tunggangan dewa shiwa) di pintu masuk.
Menurut ahli sejarah candi seperti ini
biasanya memiliki bagian pemujaan yakni pada candi induk adalah tempat pemujaan
dewa (maha guru) sementera di candi lainnya adalah tempat penyembahan
tunggangan dari para dewa,di sekitar candi ini pun terdapat banyak batu batu
yang tak beraturan bentuknya dan tidak bisa diletakkan pada tempat aslinya
karna sudah hancur juga terdapat arca dari nandhiswara yang tidak lengkap
bentuknya.
Oleh kelompok 3 :
- Elda
Rizky Febriantie (U20184037)
- Alfian
Novianti (U20184036)
- Ainun
Nur Rohmah (U20184019)
- Nia
Afkarinatul Husnaini (U20184013)
- Intan
Nur Amaliah (U20184056)
- Eka
Septa Amalia R.A (U20184016)
- Toyyibafi
Sahri Romadhon (U20184060)
- Ilham
Ainur Akbar (U20184022)
- Anas
Lateh (U20184064)
Komentar
Posting Komentar